Sabtu, 31 Agustus 2013



KRI Yos Sudarso
353


Hari ini selasa, 27 agustus 2013. Ibu utami mengajak kami untuk melihat sebuah kapal perang yang sedang berlabuh di Pulau Baai. KRI Yos Sudarso 353 namanya. Sebuah jenis kapal perang buatan Belanda yang dibuat pada tanggal 25 juli 1963. Sesampai di pulau baai kami langsung disambut dengan pemandangan yang sangat luar biasa! Sebuah kapal perang yang tak diragukan lagi kemegahannya. Kami sempat bersecak kagum.
Pukul 10.30 WIB kami tiba di pelabuhan pulau baai. Tapi saat itu kami belum diperbolehkan masuk, karena pihak kapal sedang menunggu rombongan gubernur dan para muspida yang ingin berkunjung juga ke kapal KRI Yos Sudarso 353. Untung saja kami disuruh mewawancarai awak kapal, jadi kami tak terlalu merasa bosan. Nah menurut hasil wawancara kami dengan beberapa awak yang ada di sana, Kapal KRI Yos Sudarso 353 merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Kapal  KRI Yos Sudarso 353 merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian dibeli oleh Indonesia pada tahun 1987.
Kapal ini sebenarnya dinamai dengan Hr. Ms. Van Galen (F 803). Namun, akhirnya diganti dengan nama KRI Yos Sudarso 353. Hal itu dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan Yos Sudarso yang gugur di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran laut aru dalam peristiwa trikora.
Sekedar mengulas, peristiwa trikora sering juga disebut dengan peristiwa Pembebasan Irian Barat. Yaitu peristiwa perebutan wilayah Irian Barat antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 19 desember 1961 – 15 agustus 1962.
Yos Sudarso gugur di dalam Pertempuran Laut Aru yang merupakan bagian operasi dari peristiwa Trikora. Tepatnya terletak di daerah laut arafura, Indonesia. Dalam peristiwa ini kapal KRI Macan Tutul yang dikomando oleh Yos Sudarso tenggelam sedangkan 2 kapal lainnya selamat. Pesan terakhir Yos Sudarso sebelum gugur dalam pertemppuran yaitu “ Kobarkan semangat pertempuran “
“ KRI Yos Sudarso 353 merupakan jenis kapal Fregat bekas kapal AL Belanda ( F 803 ). Kapal KRI Yos Sudarso merupakan kapal perang. Tapi untuk saat ini, karena negara kita bisa dibilang dalam keadaaan aman, maka kapal ini sering digunakan untuk acara bakti sosial. Membantu masyarakat khususnya rakyat Indonesia. “ ujar kak Reza salah satu awak kapal yang kami wawancarai.
Kapal KRI Yos Sudarso ini memiliki berat 2.940 ton. Yang ditenagai oleh mesin dengan bahan bakar solar.
Pukul 14.45 kami baru boleh dipersilahkan masuk, untuk melihat persenjataan-persenjataan yang ada di dalam kapal. Setelah kurang lebih 4 jam menunggu. Tapi hal itu tetap tak melunturkan semangat kami.
Ternyata, KRI Yos Sudarso dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:
1.     4 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km , berkecepatan jelajah 0,8-0,9 mach, berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar dengan hulu ledak seberat 150 Kg.
2.     4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
3.     1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
4.     2 Senapan mesin 12.7mm
5.     12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
“ jika adek- adek sekalian ingin menjadi awak kapal seperti kakak-kakak disini. Maka, adek-adek harus rajin belajar! Gak muda loh untuk menjadi awak kapal. Harus mempunyai fisik yang kuat dan jiwa yang berani, karena tugas kita disini adalah mengamankan negara. “ terang kak Reza.
Kami hanya mangut-mangut kala itu. Siapa yang tidak mau menjadi awak kapal di kapal KRI Yos Sudarso 353. Berdiri tegak di atas kapal megah, mengarungi samudera, demi negara. Terlihat gagah persis seperti Komodor Yos Sudarso.
Sayang sekali pukul 15.45 kami sudah disuruh pulang, karena hari menjelang petang. Tapi tak mengapa, karena hari ini kami sudah mendapat oleh-oleh yang luar biasa, dari kapal KRI Yos Sudarso 353. Sebuah arti perjuangan demi negara!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar